Hari seperti ini bukan hari yang pertama kali terjadi sepanjang sejarah. Sebelumnya sudah sering terjadi hari-hari seperti ini. Bukannya mengalami dejavu, tapi hanya masalah kesamaan konsep. Dan karena hari ini sangat rentan untuk terlupakan, sehingga saya merasa perlu untuk diabadikan dalam blog. Bukannya karena ada keistimewaan, tapi justru karena kenihilan sesuatu yang istimewa itu. Kalau ada keistimewaan di hari ini yang membuat saya sulit untuk melupakan, buat apa saya repot-repot memeras kemampuan verbal dan menekan tombol keyboard yang sudah agak kusam. Atau justru karena ketiadaan yang istimewa itu yang membuat hari ini menjadi istimewa. Jadi bukannya ketidakistimewaan yang memberi sifat hari ini, melainkan ketiadaan sesuatu yang istimewa. Seperti konsep terang dan gelap, dari dua keadaan tersebut yang membedakan sebenarnya hanya satu, yaitu adanya cahaya atau tidak. Kondisi terang dicapai jika ada cahaya yang hadir di situ, dan sebaliknya, kondisi gelap terjadi jika tidak ada cahaya. Jadi sebenarnya yang namanya kegelapan itu tidak ada, yang ada hanya ketiadaan cahaya. Contoh lain (maaf kalau yang ini agak sensitif), dua dari empat puluh enam kromosom yang terkandung dalam sel manusia merupakan penentu dari jenis kelamin. Kromosom laki-laki dilambangkan dengan XY dan kromosom perempuan dilambangkan dengan XX. Dan kalau dipikir bodoh-bodohan, boleh jadi yang namanya perempuan itu sebenarnya tidak ada, yang ada hanya ketiadaan kromosom Y. Jadi perempuan itu bukanlah sebuah entitas utuh yang berdiri sendiri, melainkan efek samping dari ketiadaan kromosom Y pada diri laki-laki. Wallahu ‘alam…mungkin saya salah.
Kembali ke “keistimewaan”. Setelah saya pikir lagi, ternyata hari ini sangat istimewa. Bangun jam 10 pagi (siang buat sebagian orang), minum air putih segelas tanpa cuci muka apalagi mandi terlebih dulu, masak air buat bikin kopi, nyalain laptop dan klik kompas epaper di bookmark. Sambil nunggu loading, buang air kecil sejenak lalu meracik kopi dan gula hingga menjadi segelas kopi yang istimewa. Sebelum membaca, nyalain dulu rokok sebatang. Mantap, dan blah blah blah…..dilanjutkan membaca buku yang baru saja saya beli 2 hari yang lalu, judulnya “Miracle of The Quran“, terjemahan dari buku asli yang berjudul “The Quran: Unchallengeable Miracle” karya penulis Turki Caner Taslaman.Harapan saya setelah membaca buku ini, pikiran saya akan tercerahkan setelah mendapatkan nutrisinya. Tapi belum sampai habis dibaca, justru makin banyak pertanyaan-pertanyaan yang hinggap di kepala. Diusir sayang, tapi ditangkap pun rasanya sulit sekali. Jadi lebih baik biarkan saja mereka berkicau semaunya di waktu malam, karena justru kicauan itulah yang menjadi bukti akan keberadaan seorang saya